Minggu, 05 Mei 2013

Legenda Pohon Kutukan

Penulis: Palris Jaya | Editor: Afandi
Pohon (http://www.gardeningsite.com/)

Di tepi hutan pinus, tinggal Bidara dan Bidari. Mereka sudah yatim piatu. Mereka hidup rukun dan saling mengasihi. Sang kakak, Bidara seorang gadis jelita dengan kulit kuning bercahaya. Rambutnya hitam tergerai indah. Hidungnya mancung. Tatapan matanya indah berbinar riang. Dan bibirnya selalu tersenyum ramah.

Namun sayang, Bidara memiliki suara yang sangat jelek. Bila berbicara, suaranya terdengar aneh dan sumbang. Seperti suara angsa di telaga.

Sedangkan adiknya, Bidari, sangat jauh berbeda. Bidari semenjak lahir terkena penyakit aneh. Kulitnya hitam kasar. Rambutnya seperti pohon meranggas, sangat sedikit dan jarang-jarang. Sehingga kulit kepalanya yang hitam kelihatan. Matanya putih keruh.
Tetapi Bidari memiliki suara yang sangat indah. Bila bernyanyi suara merdu terdengar hingga ke pelosok hutan. Bidari sangat pandai bernyanyi.

***
Suatu hari, datang utusan istana ke gubuk mereka. Pangeran Kristo hendak menyunting Bidara menjadi permaisurinya.

Bidara cemas dan sedih.
“Aku tidak mau meninggalkan kamu sendirian. Lebih baik aku menolak saja lamaran itu,” kata Bidara murung.

“Percayalah, Kak, aku akan baik-baik saja. Mungkin sudah takdirmu menjadi permaisuri,” bujuk Bidari.

“Siapa yang akan menemani kamu nanti?” kata Bidara.

“Bukankah teman-temanku banyak di hutan? Mereka selalu dapat menghiburku,” ucap Bidari.

“Bidari, aku cemas meninggalkanmu,” kata Bidara sedih.

“Aku dapat menjaga diriku. Oh, ya, aku ingin memberikan hadiah untukmu, Kak,” ujar Bidari dengan suara riang.

“Apakah itu?”

“Aku ingin memberikan suaraku untukmu.”

“Tapi bagaimana dengan suaramu nanti?” tanya Bidara keberatan.

“Aku tidak membutuhkannya di tengah hutan begini. Kau lebih membutuhkannya di depan rakyatmu dalam mendampingi tugas Pangeran Kristo.”

Kemudian Bidari mengusap lehernya. Sehelai cahaya berwarna emas ditariknya dari leher. Lalu diikatkannya ke leher Bidara, benang cahaya itu lenyap ke dalam leher Bidara. Kakaknya itu menangis penuh haru.

“Kau sangat tulus, Bidari. Aku akan selalu merindukanmu,” ucap Bidara. Suaranya telah berubah menjadi merdu dan indah. Mereka berpelukan erat seakan tak ingin berpisah.
Tiga hari kemudian, utusan Pangeran Kristo datang menjemput Bidara ke istana. Mereka pun berpisah.
Bidara akan di jemput ke Istana (http://grou.ps/duniaanak)
***
Sepeninggal Bidara, Bidari sering terlihat murung dan suka melamun. Siang itu Bidari sedang beristirahat di tepi sebuah telaga. Dia mencari kayu bakar terlalu jauh ke dalam hutan.

“Kau pasti teringat kakakmu?” tegur sebuah suara aneh. Bidari terkejut memandang sekelilingnya.
“Siapakah kamu? Aku tidak melihat siapa pun,” ujar Bidari. Hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak. Sebab, suaranya telah lenyap.

“Aku adalah pohon tempatmu berteduh,” jawab suara aneh itu.

Bidari terkejut. Lalu memerhatikan sebatang pohon aneh tempat dia bernaung. Pohon itu hitam meranggas. Terlihat sangat tua dan lapuk. Namun seluruh cabangnya ditumbuhi semacam benalu berwarna merah. Bidari tidak pernah melihat pohon aneh itu.

“Aku seorang pangeran yang disihir oleh Penyihir Rimba Gelap. Karena aku tersesat ke wilayah kekuasaannya. Maukah kau menolongku?”

“Apa yang dapat aku lakukan?”

“Bersihkan semua benalu merah ini dari pohonku. Semakin lama aku bisa mati kehabisan sari hidup yang diserapnya dari tubuhku,” kata pohon itu lagi.

Sesaat Bidari ragu. Pohon itu sangat tua dan rapuh. Kelihatan tidak kuat menahan berat tubuhnya. Namun Bidari meneguhkan hati. Hati-hati Bidari mulai memanjat. Semakin lama semakin tinggi. Tangannya cekatan mencabuti benalu merah dari pohon itu.

Tiba-tiba… krak! Bidari menginjak dahan yang paling rapuh. Tubuhnya melayang jatuh. Kemudian Bidari tidak ingat apa-apa lagi.

***
Ketika sadar, seorang pemuda tampan duduk di samping Bidari.

“Siapakah kamu?” tanya Bidari terkejut. Aneh, suaranya terdengar merdu. “Oh, aku kembali memiliki suara,” ucapnya bahagia. Kemudian dia tersentak kaget. Penyakit aneh yang dideritanya telah sembuh. Dia menjadi gadis jelita.

“Aku Pangeran Kristaka yang dikutuk menjadi pohon. Kau membebaskan kutukanku. Tubuhmu jatuh ke dalam telaga yang bercampur benalu merah. Airnya berkhasiat menyembuhkan penyakitmu. Aku yang menolongmu dari dalam telaga,” ujar pemuda tampan itu. Bidari terpana. Raut wajah Pangeran Kristaka tak beda jauh dengan Pangeran Kristo.Kemudian Pangeran Kristaka meminang Bidari menjadi permaisuri, dan membawanya ke istana. Bidari sangat bahagia, karena bisa berkumpul kembali dengan kakaknya, Bidara, di istana….
Bidari pun akan di bawa ke Istana (http://2.bp.blogspot.com)
——-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar