Di zaman dahulu kala di Kalimantan hiduplah suatu kaum yang dikenal
dengan nama suku Balik, suku itu dipimpin oleh seorang kepala suku yang
sangat bijaksana dan adil. Kepala suku itu memiliki seorang anak yang
bernama pangeran Surya. Pangeran Surya adalah anak yang cerdas serta
berbudi luhur. Sehingga baik kepala suku maupun anaknya sangat dicintai
oleh rakyatnya.
Pada suatu hari datanglah rombongan yang berasal dari suku kenyah dan
berniat untuk menikahkan putri mereka yang bernama Nirmala yang
mengenakan topeng burung enggang sehingga orang mengira dia adalah putri
yang buruk rupa.
Walaupun mendengar putri yang akan dinikahinya berwajah buruk tapi
surya tetap menuruti permintaan ayahnya. Karena mereka telah dijodohkan
semenjak masih kecil oleh orang tua mereka.
Pada suatu hari ketika Surya dan putri Nirmala sedang berjalan jalan
di puncak bukit, tiba-tiba datanglah angin topan yang membawa Surya ke
sebuah pulau yang belum pernah dijumpainya.
Sepeninggal Surya putri Nirmala sangat sedih karena kehilangan
pangeran yang sangat dicintainya. Tetapi bukan hal nya dengan kepala
suku kenyah yang menuduh pangeran surya sengaja melarikan diri dengan
menggunakan kekuatan angin yang merupakan nenek moyang suku Balik.
Kepala suku kenyahpun mengancam akan menyerang suku Balik apabila
pangeran surya tidak kembali dalam waktu tujuh hari.
Sedangkan dipulau terpencil pangeran surya melakukan perjalanan yang
tidak tentu arah untuk pulang ke desanya , didalam perjalanan pulang dia
mendengar suara minta tolong, setelah didekati ternyata suara itu
adalah seekor orang utan tua yang tertindis dahan pohon. Pangeran Surya
segera menolong orang utan itu dan setelah bebas dari tindisan dahan
pohon itu orang utan itupun memberikan bibit pohon kepada pangeran Surya
seraya berpesan agar ditanam ketika ia membutuhkanya dengan terlebih
dahulu mengucapkan tumbuh-tumbuh meranti, tumbuh-tumbuh meranti.
Pangeran surya pun melanjutkan perjalanannya, di tengah jalan dia
dikejutkan oleh seorang nenek tua renta dan meminta tolong untuk
diambilkan buah kelapa muda, tetapi pohon kelapa itu sangat tinggi,
tingginya sepuluh kali pohon kelapa biasa. Pangeran Suryapun menyanggupi
membantu nenek tua tersebut. Dengan bersusah payah pangeran Surya
akhirnya bisa memetik buah kelapa yang diinginkan nenek tua tersebut.
Setelah melepas dahaga dengan meminum air kelapa nenek tua itu
memberikan sebilah mandau kecil dan beranjak pergi, seraya berkata
gunakanlah jika kamu membutuhkannya dengan mengucapkan papan-papan
belah, papan-papan belah.
Kembali pangeran surya berjalan dan lagi-lagi ia mendengar suara
seekor burung enggang merintih kesakitan, karena sayapnya terluka
tertusuk duri semak tempat dia hinggap, pangeran Surya pun bergegas
memberikan pertolongan kepada burung enggang tersebut dan membalut
lukanya dengan daun pandan. Burung enggang pun berterimakasih kepada
pangeran surya dan memberikan sebuah bulu sayapnya seraya berkata
gunakanlah jika kau membutuhkannya dan ucapkanlah Balik-Balik ke Balik,
Balik-Balik ke Balik.
Pengeran Suryapun melanjutkan perjalanannya, dan diujung
perjalanannya dia sampai dipinggir pantai dan merenung bagaimana dia
harus menyeberang lautan yang seolah tak bertepi tersebut. Namun
tiba-tiba dia teringat pesan orang utan tua yang ditolongnya, segera
pangeran Surya mengeluarkan bibit pohon itu seraya mengucapkan
tumbuh-tumbuh merantu, tumbuh-tumbuh meranti. Ajaib bibit pohon itu
berubah menjadi pohong yang sangat besar. Tetapi pangeran surya menjadi
bingung untuk apa pohon sebesar itu.
Pangeran surya pun kembali teringan akan pemberian sebilah mandau
dari nenek tua, segera pangeran Surya mengayunkan mandau tersebut kearah
pohon itu seraya berkata papan-papan belah, papan-papan belah. Dan
kembali terjadi keajaiban pohon itu terbelah dan menjadi potongan kayu
lebar tipis yang kita kenal sekarang ini dengan sebutan papan.
Pangeran surya segera mendorong papan itu ke laut dan mengeluarkan
bulu enggang dan nenancapkannya didepan potongan kayu itu seraya berkata
Balik-balik ke balik, Balik-balik ke Balik. Bulu enggang itu pun
membesar dan menjadi layar . Pangeran surya pun berlayar menuju kampung
halaman dengan dibantu bulu enggang sebagai penuntun arah.
Dilain tempat dipinggirpantai dua suka yang semula bersahabat hendak
berperang, ratusan prajurit kenyah dengan gagahnya bersiap-siap hendap
menyerang suku balik, tetapi ketika serangan hendak dilakukan tiba-tiba
terdengar suara teriakan nyaring dari laut yang ternyata adalah pangeran
Surya. Putri Nirmala yang ikut serta dalam rombongan ayah nya segera
berlari dan memeluk pangeran surya seraya berkata aku selalu yakin bila
kau akan kembali untukku sembari membuka topengnya, ternyata putri
Nirmala adalah seorang putri yang sangat cantik jelita.
Akhirnya peperangan dapat dicegah dan hari itu pula pangeran Surya
dan putri Nirmala dinikahkan. Adpaun kepala suku kenyah menerima
penjelasan dari pangeran surya dan mengganti nama Suku Balik menjadi
Balikpapan yang sekarang dikenal dengan nama Kota Balikpapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar